Komunitas Munsing Wakili Banyuwangi di LOKOVASIA 2024: Angkat Tradisi Mocoan Pacul Gowang

Artikel Banyuwangi Berita Budaya Daerah Hiburan Musik

Banyuwangi, Wanipedes.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, bekerja sama dengan Yayasan Musike SJ mengadakan kegiatan lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia (LOKOVASIA 2024). Puncak acara ini akan berlangsung pada tanggal 8 September 2024, bertempat di Universitas Negeri Malang.

Di acara tersebut, ada 10 grup musik, 3 komponis, 2 peneliti musik, dan 5 musisi yang telah terpilih. Salah satu dari 10 grup tersebut adalah perwakilan dari Banyuwangi, yaitu Komunitas Munsing dari Aliyan Rogojampi yang dibentuk oleh Moh. Pungki Hartono (Pungki), alumni Sekolah Tinggi Karawitan Wilwatikta Surabaya (STKWS) yang saat ini berprofesi sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya di SMPN 1 Rogojampi.

Peserta lain yang terpilih berasal dari Tanah Datar, Bengkulu, Bangka Belitung, Bandung, Bogor, Cimahi, Sumedang, Yogyakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Tulungagung, Surabaya, Madura, Malang, Palangkaraya, Flores, Manado, dan Banyuwangi.

Komunitas Munsing merupakan satu-satunya grup dari Kabupaten Banyuwangi yang terpilih dengan judul garapan “Kidung Lontar,” karya Pungki yang dikenal sebagai komposer di acara-acara besar seperti peringatan Seribu Abad NU di Stadion Diponegoro Banyuwangi, menampilkan Rebanana (Musik Terbang Klasik Banyuwangi) yang diikuti hampir seribu peserta penabuh rebana. Selain itu, Pungki juga pernah menjadi komposer di acara Warisan Budaya Tak Benda yang diadakan di Taman Budaya Mpu Tantular Sidoarjo bersama Komunitas Munsing sebagai musisinya.

Kegiatan LOKOVASIA 2024 ini menjadi ajang berkumpulnya seniman, musisi, komposer, dan penata musik se-Indonesia yang terpilih. Acara ini juga menjadi wadah untuk mengolah pikiran dan kreativitas seniman.

Dalam kegiatan LOKOVASIA 2024, Komunitas Munsing membawakan karya berjudul “Kidung Lontar,” yang mengangkat tradisi lisan Mocoan Pacul Gowang dari Banyuwangi. Pagelaran Mocoan ini terdiri dari Ngelontar (Maca Lontar Yusup), Kesilir, Paculan, serta tarian dan lawakan yang dipimpin oleh badut dalam tradisi Mocoan. Tradisi ini awalnya disebut Aljin, karena pendirinya bernama Aljin. Tradisi ini hampir punah karena banyak seniman mocoan lontar yang sudah tutup usia, seperti Misran, Jubaidi, dan Katirin yang terkenal di masa lalu.

Salah satu alat musik yang dibawa Komunitas Munsing adalah Genthulitan, inovasi alat musik tradisional yang biasa digunakan dalam kesenian Mocoan, terbuat dari bambu dan dipukul dengan tabuh angklung dua. Selain itu, mereka juga menggunakan lima macam gong yang tidak seperti biasanya: 2 gong besar dan 3 gong kecil (kempul). Gong besar didirikan saling berhadapan menggunakan tiang bambu, sementara kempul diletakkan mendatar dengan tiang besi kecil di bawahnya. Alat tabuhnya yang biasanya hanya satu, kali ini menggunakan dua tabuh yang dipukul oleh satu orang. Alat musik lainnya meliputi kendang, rebana, reong, keluncing, suling, dan biola.

Alif Maulana, menjelaskan kepada jurnalis wanipedes.id bahwa dalam karya ini, “Komunitas Munsing juga melakukan inovasi dengan menggunakan alat musik Genthulitan, yang terbuat dari bambu dan dipukul dengan tabuh angklung dua. Selain itu, mereka juga membawa lima gong unik, terdiri dari dua gong besar dan tiga gong kecil (kempul), yang disusun berhadapan menggunakan tiang bambu dan besi kecil.”

Tambahnya, Penabuh karya ini terdiri dari 10 bagian. Bagian kendang dimainkan oleh Riyan Dwi Pamungkas dari Kepatihan Rogojampi, mahasiswa Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi. Bagian gong dimainkan oleh Bagas Saputra dari Aliyan Rogojampi, seorang guru di SD Negeri 2 Gitik Rogojampi. Bagian reong terdiri dari Pungki, ketua komunitas asal Aliyan, dan Agung Mas Irawan dari Kepatihan Rogojampi, mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi. Bagian Genthulitan dimainkan oleh Ari Prasetya dari Sraten, guru SDN 3 Cluring Sraten, Daffien Chandra dari Alasmalang Singojuruh, dan Marvel Bintang dari Lemahbangkulon Singojuruh, yang keduanya adalah siswa aktif di SMAN 1 Rogojampi. Biola dan penembang lontar dibawakan oleh Alif Maulana dari Kepatihan Rogojampi, yang saat ini juga menjadi guru di SD Negeri 2 Gintangan Blimbingsari. Bagian sinden terdiri dari Bellynda Wahyu Permatasari dari Satriyan Rogojampi, staf RSUD Genteng, dan Inda Virdia dari Alasmalang Singojuruh, mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi.

Acara LOKOVASIA 2024 ini terdiri dari beberapa bagian. Tahapan awal, intensifikasi, telah dilaksanakan pada tanggal 13-19 Agustus 2024. Tahap kedua adalah visitasi program yang berlangsung pada 20-29 Agustus 2024. Puncak acara, elaborasi, dan ekshibisi program akan diadakan pada 1-8 September 2024 di Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang, Jawa Timur. 

Pewarta: An’ Ana Ainiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *